Sabtu, 15 Januari 2011

waspadai Penyakit SMS

Bismillah...

Saya menemukan istilah penyakit SMS ini pertama kali ketika saya melakukan penelitian tentang "Upacara Balimau", di Kenagarian Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Istilah ini dipopulerkan oleh seorang Camat di Kenagarian Indrapura yang sedang memberikan kata pengantar dalam acara "Upacara Balimau" dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Awalnya saya bertanya-tanya dalam hati, apa itu 'Penyakit SMS'? Tak lama kemudian Pak Camat mulai menjelaskan kepada masyarakat setempat dengan cara yang khas dan sedikit formil. Beliau berkata, "Bapak-bapak, Ibuk-ibuk jangan sampai masyarakat kita terkena 'penyakit SMS', Senang Melihat orang lain Susah, Susah Melihat orang lain Senang...". Masyarakat yang berkumpul saat itu pun mendengarkan dengan seksama. Namun setelah 3 tahun saya bolak-balik ke Negeri itu...kesan yang saya temukan pada masyarakatnya sangat luar biasa. Mereka memiliki keramah-tamahan yang cukup memikat hati, open mind terhadap pembaharuan, menjaga kekompakan dan keakraban dalam bekerjasama dan masih banyak lagi yang tak bisa saya ungkapkan satu persatu dalam catatan ini. Mungkin salah satunya karena daerah tsb dahulunya adalah merupakan daerah Kerajaan Indrapura ternama di Pesisir Selatan yang memiliki pelabuhan Internasional dimasanya dan dikunjungi oleh berbagai Kerajaan di Asia maupun benua lainnya. Sehingga, jika ada orang baru yang berkunjung ke Negeri itu, menjadi sesuatu hal yang lumrah bagi mereka dan menyambutnya dengan kehangatan. Selama berada di sana, saya seakan merasa menemukan keluarga baru, dan nilai-nilai persaudaraan itu terjalin dengan sendirinya sampai detik ini dan berharap akan berlanjut hingga akhir nanti.

Setelah saya menyelesaikan studi di sebuah perguruan tinggi, saya sempat bekerja beberapa lama di sebuah kota tempat saya kuliah dulu. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman karena hasrat kerinduan berkumpul dengan keluarga, setelah sekian lama berpisah dari keluarga. Setelah +/- 1 tahunan berdomisili di desa tercinta ini, saya menemukan gejala 'Penyakit SMS' tsb mulai mewabah di desa ini. Desa yang dahulunya saya kenal dengan pemandangan alamnya yang indah, hamparan sawah hijau yang luas sejauh mata memandang, bukit-bukit berbaris menyambut kedatangan siapa saja yang melaluinya, tanahnya yang subur sebagai sumber mata pencaharian warganya, udara sejuk dan segar yang membuat hasrat makan dan istirahat jadi bertambah. Kini, lambat laun kepribadian masyarakatnya mulai berubah nilai-nilai luhur yang dulunya melekat pada negeri ini memulai tergerus oleh budaya materialisme, nilai-nilai persaudaraan kian memudar, masyarakatnya mulai berlomba-lomba mengejar prestise, baik harta, kedudukan, pangkat maupun jabatan. Mereka cenderung sering mempermasalahkan hal-hal kecil, semisal perkara pembagian warisan, mengambil hak yang bukan miliknya, mengeluarkan kata-kata sarkasme tanpa memikirkan perasaan orang yang ada disekitarnya. Mengumbar aib sesama tanpa mengingat kekurangan dirinya sendiri, musyawarah dan mufakat yang sudah mulai ditinggalkan demi kepentingan sebagian golongan, orang yang vokal dan dominanlah yang didengarkan walaupun minim ilmu, dan nilai "raso jo pareso" yang kian memudar, dsb. 

Saya yakin tak semua masyarakat di desa ini memiliki kepribadian seperti yang saya terangkan diatas. Masih ada banyak orang yang memegang prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan di desa ini. Namun saya sebagai orang biasa yang menjadi bagian dari komunitas ini, berharap akan ada perubahan signifikan dikemudian hari dari generasi-generasi mudanya yang telah menimba ilmu dan melang-lang buana ke Negeri lain bahkan ke Negara lain untuk memajukan Negeri ini dan menaburinya dengan nilai-nilai kebijaksanaan dikampung halaman tercinta. 

Bayangkan jika gejala 'Penyakit SMS' ini mulai menjalar ke ratusan desa yang tersebar di Indonesia. berapa tahun kemunduran yang akan terjadi dalam membangun sebuah peradaban bangsa?

Jika saya mengajukan sebuah pertanyaan dengan dua buah pilihan jawaban manakah yang menjadi pilihan anda:

1). Penyakit SMS, yaitu Senang Melihat orang lain Susah & Susah Melihat orang lain Senang,

2). SMS saja, yaitu Senang Melihat orang lain Senang.

Jika anda menjawab pilihan pertama maka saya akan mengucapkan:
SELAMAT...anda masih punya kesempatan untuk merubah diri, selama Allah SWT masih memberikan anda kesempatan untuk menghirup udara Nya.

Jika anda memilih pernyataan yang kedua maka saya akan mengucapkan:
SELAMAT...hanya satu kata yang akan saya berikan yaitu LANJUTKAN... :) 

Disaat kita membuka diri melakukan perubahan kearah yang lebih baik dari hal-hal negatif yang membelenggu diri kita saat ini, maka tunggulah...keajaiban demi keajaiban akan datang menghampiri anda dalam kebaikan.

Keep Spirit for All of You, Wherever You Are... :) 


Bukittinggi, terbitan awal di catatan fb (CB) tanggal 16/11/2010. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar