Sabtu, 15 Januari 2011

Subhanallah… Indahnya Nostalgia Di Kampus UNAND


Bismillah...

Judul tulisan ini mengingatkan saya pada sebuah perjuangan yang pernah saya alami beberapa tahun lalu. Pada saat saya mulai belajar menapaki dunia akademisi untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari jenjang pendidikan sebelumnya di kampus UNAND, Padang, Sumatera Barat atau dikenal juga dengan sebutan Kampus Hijau karena kampus UNAND itu terletak di atas sebuah bukit yang bernama “bukit karimuntiang”. Bukit ini ditumbuhi oleh banyak tumbuhan-tumbuhan hijau dan pemandangannya sangat asri sekali. Jika anda berkunjung ke kampus UNAND maka anda akan menikmati sebuah pemandangan yang Unik dimana terdapat  perpaduan antara sebuah perbukitan yang hijau dan pemandangan laut dikejauhan yang terletak di ujung kota Padang. Maksud saya ketika anda melihat kota Padang dari atas bukit karimuntiang maka anda akan dapat melihat secara langsung tata letak kota padang secara keseluruhan mulai dari susunan rumah-rumah penduduk, rute-rute jalan, gedung-gedung perkantoran, dan lain sebagainya… walaupun hanya dapat dinikmati dalam skala kecil namun lebih riil dari pada hanya melihat sebuah peta. Jika kita melihat dari ketinggian maka kota Padang itu seperti di bentengi oleh bukit-bukit yang berjejer di tepi kota namun di sisi lain ada batas antara benteng-benteng perbukitan dengan perkotaan… Apa itu? Anda mau tau? Jawabannya adalah Laut biru yang terhampar luas sejauh mata memandang. Indah sekali… Suhanallah, Penciptaan yang Sempurna dari Sang Pencipta Semesta Alam.

Uniknya saya mulai menikmati berada di kampus Hijau itu justru pada saat-saat tahun akhir. Bagi saya tahun awal merupakan masa-masa adaptasi dari dunia yang jauh dari bayangan saya sebelumnya. Pada saat SMU saya justru berfikir bahwa kampus itu tempatnya para mahasiswa yang terpelajar, selalu membawa buku kemana-mana, jika berbicara satu sama lain mereka senantiasa mendiskusikan tentang keilmuan yang mereka gali dari masing-masing bidang studi yang mereka geluti, hingga pada saat SPMB saya pun agak minder untuk bersaing dengan teman-teman lainnya yang nilai indek pretasinya semasa SMU lebih bagus dari indek prestasi yang saya terima dari hasil proses belajar yang saya dapatkan selama bertahun-tahun. Namun setelah hasil dikeluarkan dan Allah SWT menempatkan saya pada sebuah kampus yang bernama UNAND, saya mulai mendapati sistem-sistem akademisi yang kurang mengena di hati (tak perlu saya menyebutkannya di sini, bagi anda yang penah mengalami masa-masa itu, saya yakin anda mengetahui sendiri jawabannya). Namun di tahun-tahun akhir masa perkuliahan saya mulai menyadari banyak hal yang telah berubah pada diri saya dan pada lingkungan sekitarnya (I Feel Grow with Knowledge, Alhamdulillah Ya Allah). Entahlah apakah itu yang disebut dengan  World View (cara kita memandang dunia dan alam sekitarnya).

Bagi saya bertemu dengan orang-orang yang memiliki keilmuan dan keahlian dibidangnya, serta bisa berdiskusi dan saling berinteraksi dalam berbagi ilmu, saya merasa seperti sebuah pohon yang tandus kemudian dirawat oleh para petani, diberi pupuk kompos, disirami setiap hari, dibersihkan semak-semak belukar yang mengelilingi pohon yang tandus tersebut dan akhirnya pohon tandus itu kembali subur, memunculkan pucuk-pucuk daun yang hijau, batang-batang yang dulunya kurus kemudian diameternya mulai berkembang, ranting-ranting yang dulunya sedikit lalu bertambah banyak, dan yang terpenting akarnya yang dulu mudah dicabuti maka mulai menggeliat pada kedalaman tanah untuk mencari asupan gizi untuk mensuplai makanan dari akar ke batang, ke rating, ke daun-daun… namun yang saya pertanyakan “sudahkah pohon itu berbuah dan menghasilkan manfaat bagi banyak orang?”. Entahlah…Wallahu’alam. Semoga pohon itu tak hanya berhenti bertumbuh pada proses perkembangan diameternya saja, namun kelak saya berharap pohon itu akan tetap bertumbuh dan mulai memunculkan bunga yang indah dan bunga itu pelan namun pasti mulai membentuk cikal bakal buah yang diproses dari hasil fotosintesis, yang awalnya kecil, seiring berjalannya waktu diameter buah itu mulai berkembang dan pada saat waktunya panen, sang petani bisa memetik hasil dari usahanya merawat pohon tersebut. Dan ajaibnya lagi ia tak hanya berhenti mengasilkan buah pada saat itu saja, namun pohon itu selalu menghasil manfaat bagi banyak orang setiap saat. Hingga suatu saat Allah SWT menakdirkan pohon itu tutup usia dan dirindukan oleh orang-orang yang telah mengambil manfaat darinya walaupun hanya sekedar untuk berteduh di bawah teriknya matahari…Semoga, Kabulkanlah Yaa Allah (Aamiiin).

*****

Perumpamaan sebuah pohon itu terinspirasi dari sebuah pohon yang pernah saya tanam di UNAND pada saat MOS (Masa Orientasi Mahasiswa tahun 2002). Sebuah pohon yang bibitnya disediakan oleh pihak UNAND dan masing-masing mahasiswa diwajibkan menanam satu pohon di sebuah lembah yang dibawahnya mengalir sungai kecil. Jika ingin menanam pohon itu kita harus menuruni lembah dan memancang pohon itu pada lubang-lubang yang telah disediakan oleh para pekerja yang bertugas membersihkan lembah tersebut dari semak belukar. Jika anda memasuki gerbang kampus UNAND dan menoleh ke sisi kanan jalan, maka anda akan menemui sebuah lembah yang dipenuhi oleh tanaman pohon Jati (Tunggu!!! Pohon Jati berbuah nggak ya? xixi…perumpamaan yang saya maksud bukan pohon jati namun sebuah pohon yang menghasilkan buah, apa saja seperti Pohon Mangga,dll… kecuali buah yang memiliki zat berbahaya untuk dikonsumsi, bukan itu maksud saya).
Setiap kali saya melewati lembah itu (Kampus UNAND), saya sering bertanya pada diri saya sendiri , " Sudahkah saya bertumbuh seperti sebuah pohon yang pernah saya tanam beberapa tahun lalu dilembah itu?"

NB:
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, dan hari esok lebih baik dari hari ini, Aamiiin Yaa Rabbal’alamiin... :)

SEMANGAT !!!


Bukittinggi, hari Sabtu tanggal 15/1/2011.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar