Selasa, 30 November 2010

Do'a Untuk Orang Tua Tercinta

Bismillah...

Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di hadapan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah
yang berhak membalas keburukan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkanlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemuliaan-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih di antara semua pengasih. {MQ File}

Aamiiin Yaa Rabbal'alamiin...

***

Ya Allah,
Jadikanlah sepotong Do'a yang mewakili rintihan hatiku ini sebagai pengingat dikala alfa...
Pengobat hati dikala luka...
Penguat jiwa dikala rapuh...
Penerang kalbu dikala mencari setitik sinar kasih sayang-Mu...

Ya Allah,
Hanya Engkaulah satu-satunya tempat bergantungku...
Kokohkanlah ikatannya agar aku tak terlepas dari tali-Mu...
Bimbing aku & orang tuaku kelak untuk menyeberangi shiratal muttaqin-Mu...
Agar kelak kami bisa berkumpul kembali dalam naungan-Mu...
Pada sebaik-baik tempat yang telah Engkau persiapkan untuk kami atas Rahmat-Mu...
Perkenankan kami bertemu kembali di Jannah Mu, Ya Rabb...
Aamiiin :)

Dunia Anak Dan Keceriaan

Bismillah...

Anak adalah anugerah terindah yang telah dititipkan Allah SWT kepada setiap orang tua yang ada di dunia ini. Ia bagaikan kertas putih yang lahir ke dunia dalam keadaan fitrah yang sebenarnya. Orang tuanya dan orang-orang yang ada disekelilingnya lah kelak yang akan memberi warna pada kehidupannya.


Saya yakin siapa pun pasti pernah berada pada posisi menjadi seorang anak, baik para remaja, orang dewasa, maupun lansia (lanjut usia).

Bagi saya, anak-anak adalah sumber inspirasi yang memiliki kekuatan untuk menyelami diri. Ia ibarat cermin yang memantulkan benda apa saja yang ada dihadapannya.

Dunia anak-anak seakan-akan merupakan sebuah dunia yang meliputi sikap keceriaan, kepolosan, keluguan, kejujuran, hasrat keingintahuan yang tinggi, dan kejernihan hati.

Setiap kali saya menemukan seorang anak kecil, saya berusaha mendekatinya, bermain dengannya mengikuti ritme keceriaannya, sampai pada suatu titik jika saya berhasil mendekap hatinya, saya akan merangkulnya dalam sebuah pelukan kasih sayang. Pada saat itu saya mulai merasakan detak jantungnya, menyelami kejernihan hatinya yang masih putih suci tanpa noda. Suasana itu seperti memberikan oase tersendiri bagi jiwa yang dahaga ini. Ia bagaikan menemukan sebuah telaga yang memberikan kesegaran dalam hati, namun sebanyak apapun kamu meminumnya air dalam genangan telaga itu takkan habis-habis, layaknya mata air zam-zam yang telah memenuhi dahaga umat manusia di dunia, yang membutuhkan kehadirannya.

Teman...jika saja kita berusaha merendahkan hati sedikiiit saja, dan mau jujur pada diri kita sendiri... Maka akan banyak hikmah yang tergali dalam sebuah mahligai kearifan dan kebijaksanaan yang tersimpan dalam keceriaan, kepolosan, keluguan, kejujuran, serta kejernihan hati yang dimiliki anak-anak.

Ketika ia bermain riang gembira, berlarian kesana kemari tanpa memiliki beban apa pun yg bergelayut dalam benaknya... Perhatikanlah, amatilah, selamilah, dan renungkanlah. Sampai pada akhirnya kamu mulai melihat kembali, bahwa kamu pernah menjadi bagian dari dirinya... Kamu pernah merasakan kebahagiaan yang sama seperti dirinya, kamu pernah memiliki keluguan, dan kepolosan hati seperti dirinya. Kamu pernah memiliki kejujuran yang diperolehnya. Dan kamu pernah memiliki kelembutan & kejernihan hati seperti dirinya...

Hati itu seperti sebuah cermin... Pada awalnya cermin itu sangatlah bersih dan memantulkan benda apapun yang ada dihadapannya. Namun , seiring berjalannya waktu, cermin itu mulai ditutupi oleh debu-debu yang melekat padanya, jika kita tak membersihkannya, lambat laun cermin yang bening itu akan berubah menjadi buram, hingga tak mampu lagi memantulkan benda apapun yang ada dihadapannya.

Itulah hati...Ia memiliki sebuah keistimewaan yang Allah SWT berikan pada manusia. Jika ia dibersihkan setiap hari dari debu-debu dan kotoran yang melekat pada dirinya, maka ia akan senantiasa bersinar memancarkan kilauan kemuliaannya pada si pemilik hati. Namun jika ia jarang dibersihkan maka kotoran-kotoran itu akan mengendap dan lambat laun akan memburamkan kilauan cahayanya.

Bersihkanlah hati dengan melakukan kebaikan, rawatlah ia dengan bacaan Al-Qur'an, sinarilah ia dengan cahaya iman. Maka tunggulah keajaiban-keajaiban yang akan terjadi pada dirimu selanjutnya...

Semoga catatan ini bisa mengingatkan saya kembali, jika suatu ketika saya mulai alpa... Ingatkan saya ya teman :)

Salam Ukhuwah...

Senin, 22 November 2010

^^ Mengungkap Filosofi Karate Demi Menemukan Pencerahan Diri ^^

Bismillah...


Pernahkah anda melihat sekelompok orang melakukan gerakan teknik bela diri dengan ciri khas seragam berwarna putih, perpaduan antara baju dan celana panjang dan dibagian pinggangnya diikatkan dengan sebuah sabuk yang menandakan tingkatan si pemakainya berdasarkan tingkatan warna, serta diiringi dengan teriakan, KIYAAAIIIII...

Jika pernah, itulah yang dinamakan olahraga bela diri KARATE.

Pengertian Karate secara umum menurut bahasa adalah:
* Kara : artinya tangan,
* Te     : artinya kosong.
Jadi pengertian Karate secara umum adalah teknik bela diri yang dilakukan dengan menggunakan tangan kosong.
Mungkin masih banyak lagi pengertian lain yang lebih rinci dari apa yang saya terangkan di atas, anda bisa mencarinya sendiri dan meyakini pengertian mana yang lebih tepat menurut anda dari para ahli.

Setiap orang yang memiliki keahlian bela diri ini disebut dengan nama "Karateka", baik untuk para ahli maupun orang-orang yang mempelajari ilmu bela diri ini.

Sebelumnya saya pernah menggeluti belajar bela diri ini beberapa tahun lamanya di kampus hijau (nama lain dari kampus UNAND dengan pemandangan hijau yg menenangkan). Ditahun-tahun pertama saya merasa jenuh dengan gerakan-gerakan yang diajarkan berulang-ulang oleh para Sempai (sebutan untuk Senior). Saya mulai berfikir, kenapa ya gerakan yang diajarkan hanya itu-itu saja? Namun, lambat laun saya mulai memahami fungsi, manfaat, dan makna dari gerakan-gerakan tsb. Sampai akhirnya saya mulai mencintai olah raga bela diri yang satu ini.

Jika kita mulai menekuni belajar beladiri ini, ada filosofi-filosofi kehidupan yang lambat laun mulai tersingkap dari seni olah raga bela diri karate ini. Saya mengutip perkataan seorang ahli yang berbunyi: "Karateka mesti menjalani hidup dengan kepercayaan diri, tanpa dikotori oleh kesombongan, dengan kedamaian jiwa dan ketentraman hati, tanpa menghiraukan materi dan penilaian orang lain".

Jika anda mulai mempelajari ilmu bela diri ini, sama halnya anda sedang memasuki sebuah ruangan dalam diri anda dan mulai mempelajari diri anda sendiri. Dimana anda harus menghafal setiap gerakan-gerakan yang pada awalnya mungkin terasa agak kaku, sampai akhirnya anda menghafal gerakan demi gerakan, bukan hanya dalam pikiran anda sendiri, namun diikuti oleh anggota tubuh yang menghafalkan setiap gerakan tsb. Disanalah letak kekuatan ilmu, awalnya ia akan menari-nari dalam ingatanmu, lalu meresap ke dalam hatimu, serta terealisasi dalam tindakanmu. Jika anda telah terkena zat adiktifnya maka gerakan-gerakan itu akan menjelma dalam sebuah gerakan-gerakan reflek dalam keseharian anda. Tak tertutup kemungkinan ketika anda bermimpi di malam hari, gerakan tsb akan menyertai tidur anda, sampai pada akhirnya anda akan berteriak, "KIYAAAIIIII...", sehingga membangunkan teman sekamar anda yang sedang terlelap... xixixi :) (Intermezzo)

Karate juga bermanfaat untuk mengasah kepekaan sosial. Makna terdalam yang dapat digali dari ilmu bela diri ini adalah jiwa dengan kepekaan sosial yang tinggi, dengan kemampuan mengendalikan pikiran, perkataan dan perilaku, serta dengan tingkat kedisiplinan mental dalam kontemplasi pergaulan di masyarakat.

Semakin tinggi tingkat intensitas latihan karate-do ('do' bisa diartikan dengan olah raga), semakin mendalam tingkat pemahaman terhadap dunia keseharian, yang berarti mata hati kian terbuka, dan kebajikan hati kian meninggi (kata: Horyu Matsuzaki, perintis Kushin-Ryu Karate-Do di Indonesia).

Jika anda tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang filosofi-filosofi yang tersirat dalam Karate-Do. Anda bisa menemukannya dalam beberapa referensi buku, salah satunya adalah sebuah buku yang berjudul, "Perjuangan Hidup: Hakikat Kushin-Ryu Karate-Do", karangan Horyu Matsuzaki, yang diterbitkan oleh Primamedia Pustaka. Atau menyaksikan film-film yang mengandung unsur-unsur Karate, salah satu judul film yang pernah saya saksikan adalah "The Next Karate Kit". Bisa juga mengakses internet dengan situs: www.karatekas.com atau tanya sama Mbah Google (sang mesin pencari otomatis di dunia cyber, ^_^ )

Suatu ketika pada saat saya latihan di dojo (sebutan untuk tempat latihan), saya tersentak dengan perkataan seorang Sempai wanita yang mengatakan: "Sumpah Karate itu tidak hanya dihafalkan dalam kepala saja, namun dalam hati juga".
Teman...tahukah anda isi dari sumpah Karate itu? Mari...saya beritahu, dan saya ingin mengingatnya kembali dalam hati agar sumpah itu terpatri, tak hanya di tulisan ini namun dalam segala aspek kehidupan kita, a.l :

1.) Sanggup memelihara kepribadian
2.) Sanggup patuh pada kejujuran
3.) Sanggup mempertinggi prestasi
4.) Sanggup menjaga sopan santun
5.) Sanggup menguasai diri

Isi dari sumpah karate ini sering dikumandangkan pada saat upacara sedang berlangsung di akhir latihan. Ia dikumandangkan dengan suara lantang, tegas, dan dengan intonasi yang teratur.

Jika anda memutuskan mempelajari salah satu bela diri, sertakanlah filosofi-filosofi itu dalam setiap gerakannya. Karena mempelajari ilmu bela diri tanpa disertai filosofi dalam tiap gerakannya akan terasa hambar, layaknya makan gulai tanpa garam. Ganbatte buat para karateka...

Ku persembahkan tulisan ini spesial buat My First Follower in My Blog, buat teman-teman di dojo karate muslimah Pdg, serta buat kohai & sempai karateka UNAND, Osh...

Jumat, 19 November 2010

AGAR ILMU TAK MENGUAP, MAKA BEKUKANLAH

Bismillah...

Pernahkah kamu mengalami sebuah kondisi dimana pada suatu waktu Allah SWT memberikan mu kesempatan untuk menimba ilmu disebuah lembaga pendidikan, dan setelah berhasil menamatkan studi di sebuah perguruan tinggi kamu mulai merasa kehilangan komunitas untuk mendiskusikan hal-hal yg berkaitan dengan keilmuan yang kamu miliki? Mungkin karena berbagai kondisi yg kamu alami, misalnya kesibukan kerja, berada di daerah terasing, terpisah dr teman-teman sejurusan, kondisi kesehatan kurang bagus yang membuat mu harus istirahat untuk beberapa saat, menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga, dsb.

Jika jawabannya adalah "YA", maka mulailah belajar membekukan keilmuan yg kamu miliki dalam sebuah tulisan. Agar ilmu itu tak menguap dan dapat terukir dalam nisan keabadian.

Bagi teman-teman yg memiliki kesulitan dalam dunia penulisan, mulailah mencoba dari hal-hal terkecil. Mungkin memiliki catatan harian dan menuangkan setiap moment yang berkesan dalam catatan tersebut, mungkin membuat coretan-coretan kecil di catatan jejaring sosial. Mungkin membuat blog dan mulai membekukan opini2 yang bertengger di benak anda. Dan masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang bisa menjadi pilihan setiap orang.

Sebagaimana kita ketahui bagi umat Islam, dahulunya Al-Qur'an itu adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan melalui perantaraan Malaikat Jibril dan terima oleh Rasulullah SAW berwujud hafalan-hafalan Rasulullah SAW dan para sahabat. Namun seiring berjalannya waktu mulai timbul kekhawatiran dari para sahabat dengan banyaknya para hafidz Qur'an dan syuhada yang berguguran di medan perang, sehingga muncullah ide untuk menuliskannya dalam lembaran mushaf yang ditulis oleh sahabat kepercayaan Rasulullah SAW. Pada masa kekhalifahan, setelah sepeninggal Rasulullah SAW maka muncullah gagasan untuk membukukan Al-Qur'an dalam lembaran-lembaran kertas yang tersusun secara sistematis dengan mengumpulkan kembali mushaf-mushaf tsb serta menyadurnya kembali menjadi sebuah kitab Al-Qur'an. Tentunya perkara ini dikerjakan oleh Para Sahabat yang benar-benar ahli dibidang penulisan dan memiliki hafalan yang bagus dan ingatan yang kuat terhadap Al-Qur'an.

Pernahkah kamu membayangkan, apa jadinya jika para pendahulu kita tidak memiliki gagasan cemerlang atas pembukuan kitab suci Al-Qur'an? Mungkin kita tidak bisa menikmati bacaan setiap ayat demi ayat Al-Qur'an seperti yang kita dapati saat ini yang menjadi pedoman bagi kehidupan umat Islam dengan tatanan sosial yang seimbang.

Nah, itulah salah satu hikmah yang terkandung dikala kita berusaha mengabadikan keilmuan yang telah kita peroleh dan kembangkan kedalam tulisan. Terkadang kita tak merasakan secara langsung efek dari sebuah tulisan. Namun kita tak pernah tau pada titik mana orang-orang/ para pembaca akan tersentuh dengan tulisan yang kita torehkan, karena tulisan memiliki sebuah keajaiban dalam menyampaikan sebuah keniscayaan yang terkadang sulit diterima jika dituturkan secara langsung melalui lisan karena menyangkut beberapa faktor, semisal: cara penyampaian yang kurang berkenan akan melukai ego seseorang sekalipun yang disampaikan adalah sebuah kebenaran. Namun siapa yang pernah emosi pada tulisan, ia hanya rangkaian kalimat yang tersusun dari rangkaian kata-kata. Jikapun emosi mungkin bukan pada tulisannya namun pada si pemilik tulisan yang berinteraksi secara tidak langsung kepada pembaca, dan hal tersebut akan menjadi diskusi yang menarik dari argumen-argumen yang bermunculan, selama masih dalam konteks kewajaran dan menempa si penulis untuk lebih baik lagi kedepannya.

Gimana...bagi pemula ada yang tertarik nggak transfer knowladge melalui tulisan? Hanya butuh "Percaya Diri" kok dalam menyampaikan ilmu, tentunya dengan fakta-fakta dan realita yang ada disekelilingmu... :)

Jika ada kekurangan ataupun kejanggalan yang ada dalam blog ini. Saya dengan senang hati menerima masukan dan sarannya. Terima kasih atas kunjungannya :)

                                                                                               
Dari seorang Pemula :)

Bukittinggi, tanggal 19/11/2010.