Bismillahirrahmaanirrahiim...
Pagi itu (16/12/2010) saya membaca sebuah status dari seorang teman di fb yang bernama (Pak) Haris Setiawan. Pernyataan statusnya antara lain:
"Assalamu'alaikum... Saudaraku, NIAT sangatlah penting dan segala sst tergantung pada niatnya, diterima tdknya amal ibadahpun tergantung niatnya. Apakah niat itu sebenarnya? Apakah sempurnanya niat itu sekedar bacaan saja? Adakah yang dapat menjelaskannya? Silahkan kita berbagi...?"
Pertanyaan ini sungguh membuat saya tergelitik untuk ikut ambil bagian dalam diskusi yang kritis dan menarik ini. Seiring dilontarkannya pertanyaan kepada warga maya, maka mengalirlah berbagai argumen yang sungguh beragam, baik lahir dari perenungan, pengalaman, pengetahuan, maupun hadits. Saya pun mulai mencoba mengingat kembali hadits shahih yang berhubungan dengan NIAT.
Dua tahun yang lalu saya pernah mengecap pendidikan bahasa arab di Mahad Al-Zubeir, Padang selama 6 bulan. Alhamdulillah saya dan beberapa teman di sana bersyukur mendapatkan beasiswa dari AMCF (Asia Muslim Charity Foundation).
Ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan kepada para pemula seperti kami yang masih awam dengan seluk beluk ilmu bahasa arab. Salah satunya adalah pelajaran 'Mudzakarah Al-Hadits'. Pada tahap ini saya dan teman-teman diajarkan bagaimana menghafal hadits dengan mudah, bagaimana mengartikan hadits kata perkata maupun keseluruhan, mempelajari kosa kata baru dalam hadits, serta mempelajari hadits secara garis besar (afkar hadits).
Materi pertama yang kami ikuti dalam hadits pertama adalah "Al-Ikhlas" yaitu membahas tentang keutamaan Niat. Dalam sebuah hadits shahih dinyatakan antara lain:
Dari Amirul Mukminin Abi Hafsin, Umar Bin Khatab r.a. menerangkan: Aku telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal itu tergantung niat dan sesungguhnya setiap orang tergantung apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrah kepada Allah dan Rasulnya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau perempuan yang dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrahkan". {HR. Bukhari & Muslim}
Afkar Haditsnya, a.l:
* Tidak sah amal/pekerjaan seseorang kecuali dengan niat,
* Seorang mukmin mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya,
* Siapa yang perbuatannya Ikhlas karena Allah dia diterima,
* Siapa yang bekerja karena Riya maka pekerjaannya tidak diterima,
* Semua pekerjaan tergantung niat,
* Semua amal berkaitan dengan niat,
* Yang membedakan antara ibadah dengan adat/ kebiasaan adalah niat.
Menurut saya, "The Power Of Niat Have A Miracle from Allah SWT" (Kekuatan Niat itu memiliki sebuah keajaiban dari Allah SWT).
Suatu ketika seorang Ustadzah yang mengajarkan tentang hadits itu berkata sembari memberikan motivasi kepada teman2 di kelas. Ia berkata, "Saya ingin anda mendapatkan nilai akhir yang lebih baik dari kelas sebelumnya". Pada saat itu saya nyeletup dan berkata, "Saya nggak butuh nilai ustadzah, saya butuh ilmu. Karena nilai itu hanya imbas dari usaha menuntut ilmu". Mendengar celetupan saya, beliau memperhatikan dengan tatapan lembut. Beliau merupakan salah satu sosok ustadzah yang saya kagumi di Mahad Al-Zubeir. Beliau merupakan salah satu mahasiswa tamatan Al-Azhar, Kairo dengan background pendidikan "Tafsir Hadits" dan melanjutkan pendidikan S2 di IAIN Imam Bonjol, Padang. Secara pribadi saya menaruh hormat kepada beliau dan setiap kali bertatap muka, walaupun secara formal hubungan kami hanya sebatas guru dan murid, namun dalam hati saya menganggap beliau sebagai seorang kakak yang mengayomi adiknya.
Suatu ketika, pada saat saya menyelesaikan study selama 6 bulan... Saya memberikan hadiah kecil buat beliau berupa sebuah buku dan sepucuk surat cinta akan ukhuwah Islamiyah. Karena selama masa belajar di Mahad Al-Zubeir, begitu banyak nikmat ilmu yang Allah berikan kepada kami terutama saya pribadi. Pada saat beliau menerima kado kecil dari saya, beliau berujar, "Mahad Al-Zubeirkan nggak memberikan apa-apa? (sambil tersenyum lembut memandangi saya), awalnya saya tidak terlalu mengerti dengan pertanyaan yang beliau maksud, lalu saya menjawab, "nggak apa-apa ustadzah". Ternyata jawabannya kurang konek dengan maksud pertanyaan beliau. Beliau menanyakan kembali dengan pertanyaan yang sama, setelah berfikir sejenak barulah saya menjawab, " Ilmu yang saya dapatkan di sini saja, Subhanallah luar biasa Ustadzah... Smg bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, Aamiiin...", beliau berkata, " Yang bener ni?", jawab saya, " Bener Ustadzah".
Selang beberapa waktu lamanya saya baru menyadari bahwa maksud tersirat dari pertanyaan Ustadzah tersebut sangat berkaitan dengan NIAT. Bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita niatkan. Ajaibkan... \(^_^)/
Bukittinggi, 17/12/2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar