Bismillah...
Ternyata menulis butuh proses pendewasaan. Kemaren saya berdiskusi dengan seorang dosen yang telah saya anggap sebagai seorang Bunda. Beliau berkata, "Ketika kita menuliskan kata-kata dalam sebuah tulisan, maka kata-kata itu bukan hanya milik kita lagi namun menjadi milik publik". Pada saat itu akan banyak pendapat-pendapat yang berbeda dari para pembaca. Disana saya mulai menyadari bahwa butuh keberanian dan tanggung jawab atas keilmuan yang kita miliki, untuk menanggapi respon-respon yang berbeda dari masing-masing individu. Kita juga membutuhkan kesportifan. Jika ada kekurangan-kekurangan dalam tulisan yang kita hasilkan maka kita harus berani jujur mengakui kesalahan dan berusaha meng-up grade diri kearah yang lebih baik. Dan butuh kerendahan hati dalam menerima kebenaran dan ilmu yang bisa datang dari siapa saja termasuk dari para pembaca... :)
Ya Allah, bimbing kami menuju proses pendewasaan dalam bidang penulisan, Aamiiin Yaa Rabbal'alamiin...
HAMASAH...
Bukittinggi, 31/1/2011.
Adalah taman tempat merenung dari perjalanan panjang, adalah taman tempat kita berdialog dengan suara yang jernih, adalah taman tempat kita mendengar suara nurani, adalah taman tempat kita berteduh & tempat bernaung, agar langkah berikutnya lebih tertuntun dengan hidayah Allah SWT, karena...adalah raja, bila hati itu baik maka baiklah seluruh pasukannya... Dialah Hati... :)
Senin, 31 Januari 2011
Minggu, 30 Januari 2011
Maafkan
Bismillah...
Ingin melesat jauh ke tujuan akhir dalam bidang penulisan, namun saya masih butuh waktu untuk berproses kearah tersebut hingga untuk sementara saya masih butuh kesiapan mental untuk memiliki keberanian mengekspos diri ke ranah publik, karena menyangkut nilai-nilai yang saya bangun sebelumnya. Alhasil beberapa tulisan disini saya hapus, dan beberapa lainnya saya simpan dicatatan.
Maafkan saya yang masih butuh proses... Insya Allah jika sudah memiliki kesiapan saya akan menulis kembali...
Termasuk untuk sementara waktu saya ingin istirahat sejenak di fb, karena butuh rehat sejenak dari rutinitas menulis dan interaksi di dunia maya...
Maafkan... Dan saya mengucapkan Terimakasih kepada para guru yang telah membimbing saya sampai pada titik ini...
Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik, Aamiiin Yaa Rabbal'alamiin...
Salam
Subhanallah...
All Praises To Allah...
HAMASAH...
*****
Dari saya yang sedang belajar bertumbuh... :)
Terimakasih sebelumnya atas perhatian dan pengertian dari teman-teman... :)
Bukittinggi, 30/1/2011.
Ingin melesat jauh ke tujuan akhir dalam bidang penulisan, namun saya masih butuh waktu untuk berproses kearah tersebut hingga untuk sementara saya masih butuh kesiapan mental untuk memiliki keberanian mengekspos diri ke ranah publik, karena menyangkut nilai-nilai yang saya bangun sebelumnya. Alhasil beberapa tulisan disini saya hapus, dan beberapa lainnya saya simpan dicatatan.
Maafkan saya yang masih butuh proses... Insya Allah jika sudah memiliki kesiapan saya akan menulis kembali...
Termasuk untuk sementara waktu saya ingin istirahat sejenak di fb, karena butuh rehat sejenak dari rutinitas menulis dan interaksi di dunia maya...
Maafkan... Dan saya mengucapkan Terimakasih kepada para guru yang telah membimbing saya sampai pada titik ini...
Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik, Aamiiin Yaa Rabbal'alamiin...
Salam
Subhanallah...
All Praises To Allah...
HAMASAH...
*****
Dari saya yang sedang belajar bertumbuh... :)
Terimakasih sebelumnya atas perhatian dan pengertian dari teman-teman... :)
Bukittinggi, 30/1/2011.
Sabtu, 15 Januari 2011
Subhanallah… Indahnya Nostalgia Di Kampus UNAND
Bismillah...
Judul tulisan ini mengingatkan saya pada sebuah perjuangan yang pernah saya alami beberapa tahun lalu. Pada saat saya mulai belajar menapaki dunia akademisi untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari jenjang pendidikan sebelumnya di kampus UNAND, Padang, Sumatera Barat atau dikenal juga dengan sebutan Kampus Hijau karena kampus UNAND itu terletak di atas sebuah bukit yang bernama “bukit karimuntiang”. Bukit ini ditumbuhi oleh banyak tumbuhan-tumbuhan hijau dan pemandangannya sangat asri sekali. Jika anda berkunjung ke kampus UNAND maka anda akan menikmati sebuah pemandangan yang Unik dimana terdapat perpaduan antara sebuah perbukitan yang hijau dan pemandangan laut dikejauhan yang terletak di ujung kota Padang. Maksud saya ketika anda melihat kota Padang dari atas bukit karimuntiang maka anda akan dapat melihat secara langsung tata letak kota padang secara keseluruhan mulai dari susunan rumah-rumah penduduk, rute-rute jalan, gedung-gedung perkantoran, dan lain sebagainya… walaupun hanya dapat dinikmati dalam skala kecil namun lebih riil dari pada hanya melihat sebuah peta. Jika kita melihat dari ketinggian maka kota Padang itu seperti di bentengi oleh bukit-bukit yang berjejer di tepi kota namun di sisi lain ada batas antara benteng-benteng perbukitan dengan perkotaan… Apa itu? Anda mau tau? Jawabannya adalah Laut biru yang terhampar luas sejauh mata memandang. Indah sekali… Suhanallah, Penciptaan yang Sempurna dari Sang Pencipta Semesta Alam.
Uniknya saya mulai menikmati berada di kampus Hijau itu justru pada saat-saat tahun akhir. Bagi saya tahun awal merupakan masa-masa adaptasi dari dunia yang jauh dari bayangan saya sebelumnya. Pada saat SMU saya justru berfikir bahwa kampus itu tempatnya para mahasiswa yang terpelajar, selalu membawa buku kemana-mana, jika berbicara satu sama lain mereka senantiasa mendiskusikan tentang keilmuan yang mereka gali dari masing-masing bidang studi yang mereka geluti, hingga pada saat SPMB saya pun agak minder untuk bersaing dengan teman-teman lainnya yang nilai indek pretasinya semasa SMU lebih bagus dari indek prestasi yang saya terima dari hasil proses belajar yang saya dapatkan selama bertahun-tahun. Namun setelah hasil dikeluarkan dan Allah SWT menempatkan saya pada sebuah kampus yang bernama UNAND, saya mulai mendapati sistem-sistem akademisi yang kurang mengena di hati (tak perlu saya menyebutkannya di sini, bagi anda yang penah mengalami masa-masa itu, saya yakin anda mengetahui sendiri jawabannya). Namun di tahun-tahun akhir masa perkuliahan saya mulai menyadari banyak hal yang telah berubah pada diri saya dan pada lingkungan sekitarnya (I Feel Grow with Knowledge, Alhamdulillah Ya Allah). Entahlah apakah itu yang disebut dengan World View (cara kita memandang dunia dan alam sekitarnya).
Bagi saya bertemu dengan orang-orang yang memiliki keilmuan dan keahlian dibidangnya, serta bisa berdiskusi dan saling berinteraksi dalam berbagi ilmu, saya merasa seperti sebuah pohon yang tandus kemudian dirawat oleh para petani, diberi pupuk kompos, disirami setiap hari, dibersihkan semak-semak belukar yang mengelilingi pohon yang tandus tersebut dan akhirnya pohon tandus itu kembali subur, memunculkan pucuk-pucuk daun yang hijau, batang-batang yang dulunya kurus kemudian diameternya mulai berkembang, ranting-ranting yang dulunya sedikit lalu bertambah banyak, dan yang terpenting akarnya yang dulu mudah dicabuti maka mulai menggeliat pada kedalaman tanah untuk mencari asupan gizi untuk mensuplai makanan dari akar ke batang, ke rating, ke daun-daun… namun yang saya pertanyakan “sudahkah pohon itu berbuah dan menghasilkan manfaat bagi banyak orang?”. Entahlah…Wallahu’alam. Semoga pohon itu tak hanya berhenti bertumbuh pada proses perkembangan diameternya saja, namun kelak saya berharap pohon itu akan tetap bertumbuh dan mulai memunculkan bunga yang indah dan bunga itu pelan namun pasti mulai membentuk cikal bakal buah yang diproses dari hasil fotosintesis, yang awalnya kecil, seiring berjalannya waktu diameter buah itu mulai berkembang dan pada saat waktunya panen, sang petani bisa memetik hasil dari usahanya merawat pohon tersebut. Dan ajaibnya lagi ia tak hanya berhenti mengasilkan buah pada saat itu saja, namun pohon itu selalu menghasil manfaat bagi banyak orang setiap saat. Hingga suatu saat Allah SWT menakdirkan pohon itu tutup usia dan dirindukan oleh orang-orang yang telah mengambil manfaat darinya walaupun hanya sekedar untuk berteduh di bawah teriknya matahari…Semoga, Kabulkanlah Yaa Allah (Aamiiin).
*****
Perumpamaan sebuah pohon itu terinspirasi dari sebuah pohon yang pernah saya tanam di UNAND pada saat MOS (Masa Orientasi Mahasiswa tahun 2002). Sebuah pohon yang bibitnya disediakan oleh pihak UNAND dan masing-masing mahasiswa diwajibkan menanam satu pohon di sebuah lembah yang dibawahnya mengalir sungai kecil. Jika ingin menanam pohon itu kita harus menuruni lembah dan memancang pohon itu pada lubang-lubang yang telah disediakan oleh para pekerja yang bertugas membersihkan lembah tersebut dari semak belukar. Jika anda memasuki gerbang kampus UNAND dan menoleh ke sisi kanan jalan, maka anda akan menemui sebuah lembah yang dipenuhi oleh tanaman pohon Jati (Tunggu!!! Pohon Jati berbuah nggak ya? xixi…perumpamaan yang saya maksud bukan pohon jati namun sebuah pohon yang menghasilkan buah, apa saja seperti Pohon Mangga,dll… kecuali buah yang memiliki zat berbahaya untuk dikonsumsi, bukan itu maksud saya).
Setiap kali saya melewati lembah itu (Kampus UNAND), saya sering bertanya pada diri saya sendiri , " Sudahkah saya bertumbuh seperti sebuah pohon yang pernah saya tanam beberapa tahun lalu dilembah itu?"
NB:
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, dan hari esok lebih baik dari hari ini, Aamiiin Yaa Rabbal’alamiin... :)
SEMANGAT !!!
Bukittinggi, hari Sabtu tanggal 15/1/2011.
Memupuk Jiwa Sportifitas
Bismillah...
Belajar sportif itu mudah teman, namun tak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak proses yang harus dilalui untuk memupuk jiwa sportifitas... (Nanti saya jelaskan ya...)
Ada sebuah formula simpel yang bisa digunakan untuk memupuk jiwa sportifitas, yakni:
* Akui kesalahan jika Anda salah...
* Akui kebenaran jika Anda benar...
* Simpelkan... :)
Untuk menerapkan formula simpel ini butuh proses teman, dan proses itu membutuhkan waktu. Seberapa lama proses yang kita butuhkan tergantung tekad dan kemauan kita sendiri dalam menempa diri kearah yang lebih baik.
Allah SWT menciptakan dua buah software/ dua kecendurungan dalam diri kita yakni: jalan fujur (jalan keburukan) dan jalan taqwa (melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya). Dua kecendurungan ini akan selalu bertarung dalam diri kita. Manakah yang akan menjadi pemenang dari dua kecendrungan tersebut? Jawabanya adalah "Tergantung diri kita" bahasa kerennya sih "It's Depend of You". Jika kita berhasil mengikuti hati nurani maka jalan Taqwa menjadi pemenangnya, namun jika kita mengikuti nafsu duniawi maka jalan fujur-lah yang mengelabui hati.
Dua kecenderungan ini takkan pernah berhenti bertarung dalam diri kita hingga akhir hayat. Allah SWT akan selalu menguji kita dengan ujian-ujian, cobaan-cobaan, musibah-musibah dalam mengarungi hidup ini.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-'Ankabuut [29]: 2-7, a.l :
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
4. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.
5. Barangsiapa yang menghadap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
6. Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
7. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
Semoga penjelasan dari firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur'anul Karim ini bisa menjadi perenungan bersama bagi kita untuk selalu berusaha memupuk jiwa sportifitas. Dan satu hal yang perlu diingat, memupuk jiwa sportifitas itu butuh proses teman, walau menyakitkan sekalipun namun itulah rintangan yang harus kita hadapi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
SEMANGAT !!!
*****
Teman... Saya dapat rumus baru ni dari saudara seperjuangan, nama rumusnya adalah rumus ABC. Mau tau? Yuk kita baca... :)
A = Ambil yang baik
B = Buang yang buruk
C = Ciptakan yang baru
Wassalam,
Bukittinggi, terbitan awal di CB tanggal 9/1/2011.
Jarak Yang Jauh Terasa Dekat DI Hati
Ada saat dimana ketika kamu merasakan suatu perjalanan panjang itu terasa dekat. Di lain waktu kamu merasa perjalanan panjang itu begitu jauh namun hati mu merasa dekat dengan suatu daerah yang ingin kamu tuju. Dulunya daerah itu merupakan tempat dimana kamu bertumbuh, menggali potensi diri, membangun social network, dsb. Ia merupakan daerah yang menjadi momentum tempat dirimu mulai mencari dan menemukan jati diri. Kerinduan kian membuncah dalam dirimu untuk kembali berkunjung ke daerah itu, namun sebuah kondisi tak mengizinkan mu untuk beranjak pergi ke daerah itu. Kondisi itu tak gampang diajak berkompromi. Ia tak kenal kata negosiasi. Ia datang dan pergi sesuka hati. Namun ia mengikis segala noda di hati.
Kamu adalah aku...
Ia adalah sesuatu yang tak terperi...
Semoga suatu saat Allah SWT menghilangkan kondisi itu dari dirimu, sehingga kamu bisa beranjak pergi ke daerah yang ingin kamu tuju... Aamiiin :)
Kerinduan akan Kota itu...
Bukittinggi, terbitan awal di CB tanggal 25/11/2010.
waspadai Penyakit SMS
Bismillah...
Saya menemukan istilah penyakit SMS ini pertama kali ketika saya melakukan penelitian tentang "Upacara Balimau", di Kenagarian Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Istilah ini dipopulerkan oleh seorang Camat di Kenagarian Indrapura yang sedang memberikan kata pengantar dalam acara "Upacara Balimau" dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Awalnya saya bertanya-tanya dalam hati, apa itu 'Penyakit SMS'? Tak lama kemudian Pak Camat mulai menjelaskan kepada masyarakat setempat dengan cara yang khas dan sedikit formil. Beliau berkata, "Bapak-bapak, Ibuk-ibuk jangan sampai masyarakat kita terkena 'penyakit SMS', Senang Melihat orang lain Susah, Susah Melihat orang lain Senang...". Masyarakat yang berkumpul saat itu pun mendengarkan dengan seksama. Namun setelah 3 tahun saya bolak-balik ke Negeri itu...kesan yang saya temukan pada masyarakatnya sangat luar biasa. Mereka memiliki keramah-tamahan yang cukup memikat hati, open mind terhadap pembaharuan, menjaga kekompakan dan keakraban dalam bekerjasama dan masih banyak lagi yang tak bisa saya ungkapkan satu persatu dalam catatan ini. Mungkin salah satunya karena daerah tsb dahulunya adalah merupakan daerah Kerajaan Indrapura ternama di Pesisir Selatan yang memiliki pelabuhan Internasional dimasanya dan dikunjungi oleh berbagai Kerajaan di Asia maupun benua lainnya. Sehingga, jika ada orang baru yang berkunjung ke Negeri itu, menjadi sesuatu hal yang lumrah bagi mereka dan menyambutnya dengan kehangatan. Selama berada di sana, saya seakan merasa menemukan keluarga baru, dan nilai-nilai persaudaraan itu terjalin dengan sendirinya sampai detik ini dan berharap akan berlanjut hingga akhir nanti.
Setelah saya menyelesaikan studi di sebuah perguruan tinggi, saya sempat bekerja beberapa lama di sebuah kota tempat saya kuliah dulu. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman karena hasrat kerinduan berkumpul dengan keluarga, setelah sekian lama berpisah dari keluarga. Setelah +/- 1 tahunan berdomisili di desa tercinta ini, saya menemukan gejala 'Penyakit SMS' tsb mulai mewabah di desa ini. Desa yang dahulunya saya kenal dengan pemandangan alamnya yang indah, hamparan sawah hijau yang luas sejauh mata memandang, bukit-bukit berbaris menyambut kedatangan siapa saja yang melaluinya, tanahnya yang subur sebagai sumber mata pencaharian warganya, udara sejuk dan segar yang membuat hasrat makan dan istirahat jadi bertambah. Kini, lambat laun kepribadian masyarakatnya mulai berubah nilai-nilai luhur yang dulunya melekat pada negeri ini memulai tergerus oleh budaya materialisme, nilai-nilai persaudaraan kian memudar, masyarakatnya mulai berlomba-lomba mengejar prestise, baik harta, kedudukan, pangkat maupun jabatan. Mereka cenderung sering mempermasalahkan hal-hal kecil, semisal perkara pembagian warisan, mengambil hak yang bukan miliknya, mengeluarkan kata-kata sarkasme tanpa memikirkan perasaan orang yang ada disekitarnya. Mengumbar aib sesama tanpa mengingat kekurangan dirinya sendiri, musyawarah dan mufakat yang sudah mulai ditinggalkan demi kepentingan sebagian golongan, orang yang vokal dan dominanlah yang didengarkan walaupun minim ilmu, dan nilai "raso jo pareso" yang kian memudar, dsb.
Saya yakin tak semua masyarakat di desa ini memiliki kepribadian seperti yang saya terangkan diatas. Masih ada banyak orang yang memegang prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan di desa ini. Namun saya sebagai orang biasa yang menjadi bagian dari komunitas ini, berharap akan ada perubahan signifikan dikemudian hari dari generasi-generasi mudanya yang telah menimba ilmu dan melang-lang buana ke Negeri lain bahkan ke Negara lain untuk memajukan Negeri ini dan menaburinya dengan nilai-nilai kebijaksanaan dikampung halaman tercinta.
Bayangkan jika gejala 'Penyakit SMS' ini mulai menjalar ke ratusan desa yang tersebar di Indonesia. berapa tahun kemunduran yang akan terjadi dalam membangun sebuah peradaban bangsa?
Jika saya mengajukan sebuah pertanyaan dengan dua buah pilihan jawaban manakah yang menjadi pilihan anda:
1). Penyakit SMS, yaitu Senang Melihat orang lain Susah & Susah Melihat orang lain Senang,
2). SMS saja, yaitu Senang Melihat orang lain Senang.
Jika anda menjawab pilihan pertama maka saya akan mengucapkan:
SELAMAT...anda masih punya kesempatan untuk merubah diri, selama Allah SWT masih memberikan anda kesempatan untuk menghirup udara Nya.
Jika anda memilih pernyataan yang kedua maka saya akan mengucapkan:
SELAMAT...hanya satu kata yang akan saya berikan yaitu LANJUTKAN... :)
Disaat kita membuka diri melakukan perubahan kearah yang lebih baik dari hal-hal negatif yang membelenggu diri kita saat ini, maka tunggulah...keajaiban demi keajaiban akan datang menghampiri anda dalam kebaikan.
Keep Spirit for All of You, Wherever You Are... :)
Bukittinggi, terbitan awal di catatan fb (CB) tanggal 16/11/2010.
Kamis, 13 Januari 2011
Wasiat Hasan Al-Bana
Bismillah...
Hasan Al-Bana adalah salah seorang pendiri gerakan Ikwanul Muslimin di Mesir. Hasan Al-Bana mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada tahun 1928 dengan sekelompok kecil orang yang ingin menyingkirkan kontrol Inggris atas Mesir dan membersihkan semua pengaruh Barat dinegerinya dengan alasan kolonialisme telah merampok Identitas Muslim bangsa mereka.
Gerakan Ikhwanul Muslimin terus diarahkan pada kemajuan sejarah - ide bahwa negara-negara Muslim harus mengejar ketertinggalan terhadap Barat, tetapi melakukannya tanpa kehilangan identitas Islamnya. Mereka mengajak umat Islam ke era keemasan di abad ke-7, dan mereka mendukung kembalinya Islam dalam kehidupan modern. (sumber: www.eramuslim.com)
Nah, itulah sekilas keterangan tentang Hasan Al-Bana dan gerakan Ikhwanul Muslimin yang melegenda dikalangan umat muslim hingga saat ini. Pemikiran-pemikiran Hasan Al-Bana yang cemerlang pun sampai saat ini masih diteladani dan diterapkan oleh banyak gerakan-gerakan Islam di dunia.
Ada beberapa wasiat terkenal dari Hasan Al-Bana yang pernah beliau kemukakan bagi umat muslim sedunia sebelum beliau menghirup nafas terakhir dan berpisah dari permukaan bumi. Wasiat apa itu? Mari kita simak lekat-lekat wasiat yang pernah beliau utarakan bagi umat Islam sedunia... :)
WASIAT HASAN AL-BANA
Bacalah, renungkan, dan amalkan:
* Dalam kondisi bagaimanapun, segera dirikanlah shalat ketika mendengar adzan.
* Baca atau dengarlah Al-Qur'an dan ingatlah Allah.
* Jangan kau habiskan waktumu pada hal-hal yang tak berguna.
* Berusahalah untuk bisa berbicara dengan bahasa Arab secara fushhah (baik), sebab ia termasuk dari pembelajaran Islam.
* Jangan banyak berdebat dalam setiap urusan bagaimanapun bentuknya, sebab pamer kepandaian dan riya' itu tidak mendatangkan kebaikan sedikitpun.
* Jangan banyak tertawa, karena hati yang selalu berinteraksi dengan Allah adalah hati yang tenang dan khusyu'.
* Jangan terlalu banyak bergurau, karena umat yang gigih berjuang tidak mengenal selain kesungguhan.
* Jangan mengeraskan suara melebihi yang dibutuhkan oleh pendengar, sebab itu merupakan kecerobohan dan menyakitkan orang lain.
* Jauhi dari menggibah orang (bergosip) dan menjelek-jelekkan kelompok atau organisasi, dan jangan membicarakan selain kebaikan saja.
* Kenalkan dirimu kepada saudara-saudaramu seiman dan seperjuangan, walaupun engkau tidak diminta, sebab azas dakwah kita adalah mahabbah (kecintaan) dan saling mengenal.
* Ketahuilah, bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Dan jika engkau punya tugas, selesaikanlah segera!
Subhanallah... Inilah wasiat Hasan Al-Bana untuk generasi selanjutnya, maka kewajiban kitalah para generasi umat Islam berikutnya untuk mulai merenungi dan mengamalkan beberapa wasiat Hasan Al-Bana yang mengandung kebenaran dan kemaslahatan bagi Umat Islam di dunia.
*****
Ya Allah...
Terimalah amal ibadah beliau dan semangat perjuangan beliau dalam menegakkan syari'at-Mu semasa hidup beliau. Berikanlah beliau sebaik-baik tempat disisi-Mu, Aamiiin.
Ya Allah...
Bimbinglah kami umat Islam ini untuk selalu menggingat Mu dalam keadaan dan kondisi apa pun, baik sedih maupun bahagia. Ingatkan kami akan kelalaian yang telah kami lakukan selama ini dalam menjalankan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Satukan hati kami dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah dan kokohkan kami dalam cinta-Mu yang tak bertepi, Aamiiin.
Bukittinggi, 13/1/2011.
Sehari Tanpa Facebook
Bismillah...
Kemarin tepatnya tanggal 12/1/2011, saya mengazzamkan diri untuk tidak bersentuhan dengan televisi dan dunia maya (apalagi fesbuk, puasa fesbuk ceritanya untuk melepaskan zat adiktif fesbuk, xixi...). Saya hanya ingin membuktikan tanpa ketergantungan dengan benda mati, kita masih bisa hidup dengan tenang, aman, dan damai.
Nikmatnya mengalihkan kebiasaan dengan sesuatu yang lebih bermanfaat seperti membaca buku, mendengarkan Murottal (lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an) di Lap Top, dll. Judul buku yang lagi saya baca saat ini berjudul "Sokola Rimba" karangan Butet Manurung. Ia adalah seorang Antropolog wanita jebolan FISIP UNPAD Bandung. Sudah beberapa tahun yang lalu kiranya saya membeli buku ini disebuah toko buku yang bernama "Sari Anggrek" di jalan permindo, Padang, Sumatera Barat. Namun begitu enggannya diri ini menyelesaikan bacaan tersebut. Kenapa? Karena biasanya jika kita meminjam buku dari orang lain atau dari perpustakaan, kita akan berusaha menyegerakan melalap buku bacaan tersebut berhubung ada deadline dari pihak peminjam. Beda halnya jika kita memiliki buku tersebut, jika buku itu amat lah menarik maka kita akan menyegerakan untuk membacanya. Jika buku itu menarik namun kita belum terlalu mood/ belum membuka hati untuk mengetahui isinya maka kita dengan mudah mencari alasan untuk mengulur-ulur waktu menyelesaikan bacaan tersebut, karena tak ada deadline dan kita bisa membacanya kapan saja semau kita. Heiih diri, berhentilah mencari-cari alasan jika ingin maju (xixi...cara ampuh menasehati diri sendiri ^^ )
jika saya mampu menyelesaikan bacaan tersebut dalam waktu dekat. Insya Allah, saya akan belajar meresensi buku. Jika saya berhasil meresensi buku tersebut, maka resensi buku itu adalah merupakan resensi buku pertama saya di blog taman hatiku ini... (mudahkan Ya Allah, Aamiiin)
Mohon do'a dan dukungannya ya teman... :)
SEMANGAT !!!
Bukittinggi, 13/1/2011.
Selasa, 11 Januari 2011
Do'a Rabithah
Bismillah...
Do'a Rabithah ini merupakan salah satu do'a yang terdapat dalam Al-Ma'tsurat. Al-Ma'tsurat adalah berupa buku panduan kecil yang berisikan ayat-ayat pendek dari kitab suci Al-Qur'an, Dzikir-dzikir, dan Do'a-do'a yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, baik dilafazkan pagi maupun petang hari.
Yuk kita baca... sembari berusaha menghadirkan wajah-wajah saudara seiman dan seislam dalam ingatan dan merasakan adanya hubungan/kedekatan batin antara kita dan mereka (walaupun blm dikenal), kemudian membaca do'a yang artinya sebagai berikut:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu, dan berjanji setia untuk membela syari'ah-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliaannya, Ya Allah, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Aamiiin. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Muhammad, keluarga dan semua sahabatnya."
Aamiiin Yaa Rabbal'alamiin... :)
*****
Selamat Pagi Dunia...
Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan indah menerangi satu belahan bumi pada saat malam menyertai belahan bumi yang lain...
Segala sesuatunya selalu dipergilirkan oleh Sang Maha Pengatur Alam secara sempurna yakni oleh Allah SWT.
Alhamdulillah Yaa Allah...
Terimakasih atas nikmat pagi dan nikmat kehidupan yang telah Engkau berikan... \(^_^)/
Alhamdulillah...
All Praises to Allah...
Bukittinggi, selasa 11/1/2011 (Wuah...tanggal yang Cantik)
Senin, 10 Januari 2011
Mengungsikan Catatan Berharga di Akun FB
Bismillah...
Baru-baru ini saya membaca sebuah berita di m.detik.com yang di add oleh seorang teman di FB. Dalam berita itu dinyatakan bahwa Mark Zuckerberg, sang pemilik Facebook akan segera menutup Facebook yang penggunanya mencapai 500 juta orang diseluruh dunia pada tanggal 15 Maret 2011 mendatang seperti yang dikutip dalam situs weeklyworldnews.com. Benarkah???
Mark Zuckerberg sebenarnya merasa berat untuk mengambil keputusan ini. Namun ia ingin mengakhiri kesembrawutan yang terjadi bagi para pengguna FB diseluruh dunia akhir-akhir ini.
Ia berkata, "Sejujurnya, ini cara yang terbaik. Tanpa Facebook, orang-orang akan pergi ke luar dan menjalin pertemanan yang sesungguhnya. Itu selalu menjadi hal yang baik".
Saya setuju dengan pendapat tersebut. Karena saya pun merupakan salah seorang yang mulai terjangkit zat adiktif fb (namun tujuannya cuma untuk menjalin pertemanan dan sharing ilmu). Bagaimanakah cara menyembuhkannya? Mungkin dengan penutupan jejaring sosial fb bisa menjadi salah satu obat penawarnya...xixi :)
Usut punya usut ternyata seperti yang diinfokan oleh m.detik.com, baru situs weeklyworldnews.com yang memberitakan hal ini. Dan situs ini merupakan situs parodi yang isinya jauh dari kebenaran menurut keterangan m.detik.com...
Benar atau tidaknya info ini, kita lihat saja nanti tanggal 15 maret 2011.
Jika benar, saya harus mengungsikan beberapa catatan-catatan berharga saya di fb. Jika tidak, saya juga tetap akan mengungsikan catatan tersebut ke blog "Taman Hati", xixi :)
Namanya juga "Taman Hati" yang definisinya adalah sbb:
"Adalah taman tempat merenung dari perjalanan panjang. Adalah taman tempat kita berdialog dengan suara yang jernih. Adalah taman tempat kita mendengar suara nurani. Adalah taman tempat kita berteduh dan bernaung, agar langkah berikutnya lebih tertuntun dengan Hidayah Allah SWT. Karena, adalah Raja... Bila hati itu baik maka baiklah seluruh pasukannya... Dialah Hati... :)
Untaian kata indah ini saya dapatkan dari seorang saudara seiman bernama Ummu Daffa Farras, terimakasih Ummu. Untaian kata indah inilah yang menggerakan saya untuk memberi blog ini nama "Taman Hati".
Tujuan awal menerbitkan blog Taman Hati ini adalah untuk memotivasi diri sendiri disaat jiwa ini sedang rapuh dan butuh bimbingan serta secerca Hidayah dari Allah SWT. Tulisan-tulisan di Blog "Taman Hati" ini berupa opini-opini, renungan-renungan, pengalaman-pengalaman, motivasi-motivasi yang pernah singgah beberapa saat dihati, pikiran, perkataan, tindakan dari saya sebagai pemilik blog. Namun tak tertutup kemungkinan saya mengutip beberapa tausiyah-tausiyah dari referensi lain, dari buku-buku, dari e-book, atau dari lagu-lagu yang inspiratif bagi saya, yang tujuannya hanyalah sekedar untuk memotivasi diri. Jika suatu saat saya membutukan secerca motivasi maka saya akan membuka kembali file-file yang terangkum dalam blog "Taman Hati" ini.
Bagi teman-teman yang ingin men-share/membagikan artikel-artikel yang ada di Blog Taman Hati ini, saya persilahkan...karena tulisan-tulisan/ artikel-artikel ini hanya mampir sesaat dibenak saya lalu menjelma menjadi sebuah tulisan dari sesuatu yang pernah saya alami, sesuatu yang pernah saya rasakan, sesuatu yang pernah saya pikirkan, atau berusaha mencari solusi dari pertanyaan-pertanyaan yang bercokol di kepala dengan cara mengetik ulang ayat-ayat suci Al-Qur'an, Hadits, dan tausiyah-tausiyah yang berharga dari para Da'i.
Teman...ada rumus baru ni dari saudara seperjuangan. Nama rumusnya adalah rumus ABC... yuk kita baca bersama:
A = Ambil yang baik
B = Buang yang buruk
C = Ciptakan yang baru
Alhadulillah, akhirnya selesai juga. Horeeeee... ^^
SEMANGAT :)
*****
Catatan ini diketik Via Handphone...
Jika saya berkesempatan ke warnet terdekat, Insya Allah... Saya akan memposting tulisan terbaru. Mudahkanlah ya Allah, Aamiiin... :)
Bukittinggi, 10/1/2011
Jumat, 07 Januari 2011
Sang Murabbi
Bismillah...
Setiap kali saya mendengarkan sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh Grup Nasyid Izzatul Islam yang berjudul "Sang Murabbi" (artinya Sang Guru) selalu saja secerca semangat/ghiroh muncul kembali kepermukaan dan menguatkan azzam untuk mengikuti jejak Sang Murabbi. Begitu lantang hentakannya, begitu indah syairnya, begitu dalam maknanya...
Setiap kali saya mendengarkan sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh Grup Nasyid Izzatul Islam yang berjudul "Sang Murabbi" (artinya Sang Guru) selalu saja secerca semangat/ghiroh muncul kembali kepermukaan dan menguatkan azzam untuk mengikuti jejak Sang Murabbi. Begitu lantang hentakannya, begitu indah syairnya, begitu dalam maknanya...
Saya ingin mematrinya dalam tulisan ini agak dapat menjadi penguatkan dikala azzam mulai melemah, dikala ghiroh mulai merendah, dikala keimanan mengalami keadaan fluktuatif (keadaan naik-turun), agar pesan-pesan dalam lagu ini dapat menguatkan yang lemah, meninggikan yang rendah, dan menyeimbangkan keadaan yang fluktuatif, Aamiiin... :)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang menciptakan... (Al-'Alaq: 1)
SANG MURABBI
Selayaknya... (menarik nafas)
Bagi jiwa-jiwa yang meng-azzamkan dirinya menjadikan da'kwah sebagai laku utama...
Dialah Visi...
Dialah Misi...
Dialah Obsesi...
Dialah yang menggelayuti disetiap desah nafas...
Dialah yang akan mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhan nya kelak...
(Sebuah Puisi)
Ribuan langkah kau tapaki...
Plosok negeri kau sambangi...
Ribuan langkah kau tapaki...
Plosok negeri kau sambangi...
Reff:
Tanpa kenal lelah jemu...
Sampaikan firman Tuhan mu...
Tanpa kenal lelah jemu...
Sampaikan firman Tuhan mu...
Terik matahari...
Tak surutkan langkah mu...
Deru hujan badai...
Tak lunturkan azzam mu...
Ragakan terluka...
Tak jerihkan nyali mu...
Fatamorgana dunia...
Tak silaukan pandang mu...
Semua makhluk bertasbih...
Panjatkan ampun bagi mu...
(Kembali ke Reff)
Duhai Pewaris Nabi...
Duka fana tak berarti...
Syurga kekal dan abadi...
Balasan Ikhlas dihati...
Cerah hati kami...
Kau semai nilai nan suci...
Tegak panji Illahi...
Bangkit generasi Rabbani...
Duhai Pewaris Nabi...
Duka fana tak berarti...
Syurga kekal nan abadi...
Balasan Ikhlas di hati...
*****
Ya Allah...
Give Me The Power To Do The Great Thing In My Life, Aamiiin... :)
Bukittinggi, Terbitan awal di catatan fb hari Selasa, tanggal 4/1/2010.
Cangkir Yang Cantik
Bismillah...
Sepasang suami dan istri pergi berbelanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat anak mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si istri kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si suami.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangannya melempar ku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar ku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan memukulku berulang-ulang.
Stop! Stop! Teriakku lagi. Namun orang ini masih saja memukulku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriak ku lagi. Namun orang ini berkata "belum !"
Akhirnya ia mengangkat ku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai ku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata "belum !" lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya, Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku teriak sekuat-kuatnya. Namun orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
******
Teman...Aku mengambil cerita ini dari sebuah E-book Motivasi yang pernah diberikan teman terbaikku bernama "Vivta Sabrina". Kisah ini mengingatkan ku betapa hidup ini penuh dengan tempaan-tempaan bermakna setiap saat. Terkadang kita sering merintih, berteriak sekuat-kuatnya akibat tempaan-tempaan yang kita terima tiap harinya. Namun yakinlah teman, suatu saat kau akan tersadar bahwa tempaan itulah suatu saat yang akan mengajarkan kepadamu tentang sebuah kedewasaan, tentang sebuah kebijaksanaan, tentang sebuah makna kehidupan. Suatu saat kau akan tersadar di saat Allah SWT menepatkan mu dimana semestinya engkau layak untuk diletakkan, ketika Allah SWT telah selesai menempamu menjadi sebuah permata yg sinarnya berkilau menerangi orang-orang yang berada didekatnya. Sabarlah teman...kau hanya butuh kesabaran dan ketabahan dalam menjalani prosesnya... :)
Aku ingin berteriak sekuat-kuatnya, "SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT," buat tempaan yang kita hadapi setiap saat dari Allah SWT.
Semoga catatan ini bermanfaat untuk memotivasi diriku, dirimu, dan kita semua... \(^_^)/
Bukittinggi, terbitan awal dari catatan fb tanggal 17/11/2010.
Senin, 03 Januari 2011
Motivator Dalam Dunia Penulisan
Bismillah...
Ada banyak orang yang telah memberikan motivasi dalam dunia penulisan, namun tiap orang akan memiliki figur-figur penulis tersendiri yang mengena pada diri mereka, bisa jadi ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki figur-figur penulis yang bisa memberikan inspirasi kepada mereka untuk memulai dunia penulisan, salah satunya adalah karena memiliki berbagai kesamaan, misalnya: memiliki keyakinan yang sama, memiliki bidang keilmuan yang sama, memiliki karakter penulisan yang unik dan menarik, memiliki kisah hidup yang unik, memiliki minat yang sama, memiliki pandangan yang mencerahkan, memiliki kemiripan hoby dan banyak lagi kesamaan-kesamaan lain yang bisa mereka singkronkan pada diri mereka.
Dalam menemukan seorang motivator pada dunia penulisan, saya pun akan tertarik oleh sebuah gravitasi yang bernama ‘kesamaan’. Dalam menentukan penulis-penulis yang bisa menarik kita pada gravitasi kesamaan itu tidaklah bisa dipaksakan. Tarikan gravitasi itu akan berjalan secara alami. Kata saudara saya sih seperti memilih teman akrab/sahabat, pertemanan akrab/persahabatan itu tidaklah bisa dipaksakan. Ia akan berjalan secara alami. Dalam perjalanannya membina persahabatan maka ia akan menemui banyak kesamaan yang menyertai dirinya, mungkin suatu waktu akan ada benturan-benturan kecil dari perbedaan pendapat yang menyertai pandangan mereka, namun hal itu bisa ditepis dengan saling harga-menghargai dan saling hormat-menghormati dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut. Sama halnya ketika Allah SWT menciptakan anak kembar dari rahim seorang ibu, mereka memiliki satu ibu yang sama namun Allah SWT menciptakan mereka dengan karakter yang tidaklah sama sekalipun mereka memiliki kemiripan pada bentuk wajah.
Begitu juga halnya ketika saya memilih figur-figur penulis yang mampu membangkitkan semangat saya dalam bidang penulisan. Ada banyak penulis yang menginspirasi saya dalam bidang penulisan dari karya-karya yang telah mereka lahirkan, namun ada beberapa penulis yang karya-karyanya terasa lebih mengena di hati, ketika saya membaca hasil pemikiran, perenungan, refleksi mereka dalam melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda atau sudut pandang yang tepat, misalnya saja Aid Al Qarni, Bunda Neno warisman, Taufiq Ismail, Habiburrahman El Shirazy, Renal Kasali, Andrea Hirata, dan masih banyak lagi penulis yang telah berkarya dan berjasa dalam memberikan pencerahan .
Beberapa penulis yang saya sebutkan di atas telah berhasil melahirkan banyak karya yang mampu mengubah paradigma, menyentuh hati, dan melahirkan sebuah kesadaran dalam melakukan perubahan pada kebaikan. Dari beberapa penulis yang saya sebutkan di atas ada tiga orang penulis yang pernah saya jumpai yaitu Pak Taufiq Ismail, Ustadz Habiburrahman El Shirazy, dan Renald Kasali. Namun ada beberapa penulis lain yang penah saya jumpai dan belum bisa saya bahas satu-persatu dalam tulisan ini yaitu: Solikhin Abu Izzudin, M. Nur Lili Auliya, Herry Nurdi, Salim A. Fillah, KH. Abdullah Gymnastiar, Bambang Rudito, Prof. Damsar Azis, Bob Sadino, dll…yang memberikan kesan tersendiri buat saya.
Ketika bertemu dengan Pak Taufik Ismail dalam sebuah acara dalam rangka memperingati kelahiran Muhammad Hatta pada tanggal 12/8 beberapa tahun silam di UNAND, pada saat Pak Taufiq Ismail berkesempatan membacakan puisi berjudul “Malu (aku) jadi orang Indonesia”, saya tergugah pada saat mendengar beliau melantunkan puisi tersebut. Beliau membacakan puisi tersebut penuh dengan pemaknaan serta penghayatan dan yang terpenting beliau membacakan karya itu dengan menggunakan hati. Pada saat beliau membacakan puisi tersebut, pesan yang beliau sampaikan melalui puisi tersebut seakan-akan meresap kedalam hati karena beliau membacakan puisi tersebut juga melalui pemaknaan dan penghayatan yang diutarakan melalui hati. Saya sekan-akan merasa seperti seorang cucu yang sedang dinasehati oleh seorang kakek bijaksana yang memberikan kesegaran kepada jiwa yang haus akan nasehat-nasehat berharga.
Entah berapa ratus kali beliau membacakan puisi-puisi di depan umum baik di dalam negeri maupun di luar negeri, namun saya yakin latihan/ proses berulang-ulang itu lah yang menghantarkan beliau pada sebentuk kesadaran dalam menyampaikan puisi dari dasar hati yang terdalam dari diri seorang Taufiq Ismail. Bagi beliau, puisi baru ‘memperoleh tubuh yang lengkap’ jika setelah ditulis, lalu dibacakan di depan orang, Subhanallah…
Lain lagi ketika saya bertemu dengan seorang penulis sastra best seller Ustadz Habiburrahman El Syirazi di UNAND dalam rangka promosi Film KCB beberapa tahun silam yang mendatangkan beberapa artis pendatang baru dari Film KCB tersebut. Menurut pengamatan saya sekilas, beliau memiliki perwakan yang tenang, namun ketika beliau menjawab beberapa pertanyaan dari para penanya pada saat session tanya-jawab, maka terlihatlah seberkas cahaya keimanan, kecerdasan, dan daya yang menggerakkan pada setiap ucapan-ucapan yang terlontar dari hatinya, dari pikirannya, dari perkataannya, dan dari perbuatannya. Di akhir acara saya mencoba menghampiri beliau di balik kerumunan penggemar yang mengambil kesempatan untuk berfoto bersama. Saya menunggu beberapa saat, lalu berkata, “ Kang Abib boleh minta tanda tangannya nggak?” pada saat itu kebetulan saya membawa sebuah buku yang berjudul “Zero To Hero” karangan Solikhin Abu Izzudin, pada saat saya menyodorkan buku tersebut untuk ditanda tangani, beliau mengambil alih buku itu dari tangan saya lalu memegang pena dan menandatangani kertas putih yang berada dibalik sampul buku tersebut tanpa berkata apa-apa, lalu saya bertanya lagi, “Kang Abik boleh minta nomor HP-nya nggak?”, kembali beliau menuliskan nomor HP beliau di bawah tanda tangan yang terletak pada kertas putih yang berada dibalik sampul buku tersebut dengan ekspresi yang datar-datar saja, saya seraya berujar “Terimakasih Kang Abik…” dan beliau menganggukkan kepala, dalam hati saya berkata, “What? Cool banget :)”. Namun kedatangan beliau ke UNAND tetap memberikan kesan tersendiri buat saya.
Pada saat saya bertemu dengan Pak Renald Kasali dalam sebuah acara workshop wirausaha yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri dengan tema “Semangat… Generasi Mandiri” yang diadakan di Gedung ruang sidang Bung Hatta dan terletak bersebelahan dengan Hill Hotel Bukittinggi, pada tanggal 10/6/2008. Beliau merupakan salah seorang motivator dalam bidang ekonomi yang telah berhasil menyemangati banyak orang dalam hal kemandirian financial/keuangan. Telah banyak terobosan-terobosan yang berhasil beliau kembangkan salah satunya mengolah sampah menjadi bahan daur ulang dan uniknya sampah yang dikelolah oleh para tenaga kerja, tidak meninggalkan bau tak sedap karena pengelolaan sampah tersebut diproses dengan mencampurkan bakteri penghilang bau kedalam tumpukankan sampah-sampah tersebut. Jadi bagi orang-orang yang ingin menyempatkan diri melihat pengelolaan sampah tersebut tak perlu repot-repot lagi menutup hidung dikarenakan bau yang tak sedap (kata Pak Renald Kasali), kecuali bagi mereka yang memiliki frem berfikir bahwa sampah itu bau dan mereka tidak mau mencoba merubah frem berfikir mereka pada saat dihadapkan dengan tumpukan sampah yang sebenarnya sudah disterilkan dari bau dengan menggunakan bakteri penghilang bau.
Beliau memiliki keilmuan, semangat dan antusiasme yang tinggi serta memiliki kemampuan untuk menularkan keilmuan, semangat dan antusiasme tersebut kepada banyak orang temasuk kepada saya yang waktu itu berada dibalik kursi yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa pada beberapa perwakilan Universitas, baik Universitas negeri maupun swasta, subhanallah…(Alhamdulillah Ya Allah).
Beberapa bulan belakangan ini saya cukup sering mengikuti beberapa blog di Internet, salah satunya http://timurangin.blogspot.com/, pemilik blog tersebut bernama Yusran Darmawan. Saya pertama kali berkenalan dengan pemilik blog tersebut di dunia maya, pada saat seorang dosen bernama Buk Yevita Nurti meng-add undangan pernikahan beliau dari sebuah blog, kalau saya tidak salah blog kompasiana. Buk Yevita Nurti merupakan seorang dosen yang mengajar dibidang antropologi UNAND dan beliau juga merupakan salah seorang dosen yang pernah mengajar saya sebagai mahasiswa beliau di jurusan Antropologi UNAND, Padang, Sumatera Barat. Pada saat itu saya membaca sebuah tulisan yang terselip dalam undangan pernikahan di jejaring sosial tersebut. Pada saat saya membaca untaian kata-kata yang ada dalam undangan tersebut saya berfikir, “Wah...Antro banget, siapakah gerangan sang pemiliki tulisan ini?” lalu saya melacaknya di jejaring sosial FB dan mencoba meng-add untuk menjalin pertemanan. Tak lama berselang saya pun mendapatkan konfirmasi dari pemilik akun FB tersebut. Awalnya saya agak canggung mau manggil apa, ketika saya melihat info di akun beliau tertulis domisili Jakarta (pada saat itu), saya kira ‘orang jawa’ lalu saya menulis sesuatu dikolom komentar, “terimakasih mas sudah dikonfirm”, serta memberikan ucapan selamat pada pernikahan beliau dengan seorang gadis Bugis bernama Dwi agustriani. Namun lambat laun saya baru tahu beliau kelahiran Bau-bau dari blog pribadi yang beliau kelola. Selang beberapa lama melihat tulisan-tulisan beliau beberapa kali memenuhi beranda FB, tiap kali saya membaca tulisan-tulisan beliau saya selalu mendapatkan pencerahan-pencerahan baru dalam bidang ilmu sosial budaya/ humaniora. Setelah selesai membaca karya-karya tulis tersebut saya selalu menekan tombol jempol untuk mengapresiasi setiap karya tulis beliau. Sampai suatu ketika saya membaca sebuah artikel hasil resensi sebuah buku yang berjudul “Keep Your Hand Moving”. Pada saat itu saya merasa butuh akan ilmu yang ada di dalam tulisan tersebut. Lalu saya memberanikan diri untuk mengontak ke In Box beliau dan minta dikirimkan tulisan “Keep Your Hand Moving” ke dinding FB saya, serta minta izin untuk mengutip tulisan yang berjudul “Menulis dan Meditasi” dari blog beliau. Pada saat itu beliau mengizinkan dan berkata “Silakan” dari jawaban pesan yang saya terima di In Box saya. Tak lama kemudian saya pun mendapatkan kiriman sebuah tulisan yang berjudul ”Keep Your Hand Moving” yang berisikan trik-trik menulis yang simpel, pada saat itu saya menulis sesuatu di kolom komentar, ”Thank’s Bang Yusran, Insya Allah... I Will Keep My Hand Moving”. Ternyata komentar yang saya tulis tersebut menjelma menjadi sebuah janji yang mengikat diri saya sendiri untuk memulai kembali belajar menulis yang notabene saya telah lama absen dari dunia penulisan. Satu hari setelah itu ketika saya membuka beranda, ada satu kiriman tulisan lagi yang saya terima dari beliau kalau tidak salah dari blog kompasiana kepunyaan beliau yang dikirimkan ke beberapa teman lainnya termasuk salah satunya Buk Yevita Nurti. Saya cukup surpise dengan tulisan tersebut yang mengungkapkan tentang profil Bung Hatta, yang notabene saya belumlah terlalu mengenal sosok Bung Hatta secara utuh dari karya-karyanya. Namun saya rasa ada maksud tersirat dari pengiriman tulisan tersebut yaitu di negeri yang saya tempati di Bukittinggi ini telah lahir seorang tokoh nasional yang mengharumkan nama bangsa dan akhirnya sosok itu menjelma menjadi sebuah sosok yang memotivasi saya untuk mulai menulis kembali, walaupun hanya sebatas belajar mengemukakan opini di catatan FB. Dua bulan belakangan saya baru menyempatkan diri untuk membuat sebuah akun blog bernama Taman Hati di http://rahmi-chitra-saumy.blogspot.com/. Walaupun saya belum konsisten memposting tulisan setiap hari, karena keterbatasan sarana internet. Internet permanen yang saya andalkan saat ini baru sebatas akses internet melalui handphone, jika ingin memposting tulisan di blog, maka saya harus menyempatkan diri untuk mampir ke internet (Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah mempertemukanku dengan orang-orang yang capable dalam dunia penulisan di saat saya membutuhkan guru-guru dalam bidang tersebut).
Pada tanggal 31/12/2010 beliau menggenapkan tulisan di blog timur angin dengan angka statistik 1000 tulisan, Wauw! Fakta ini kembali mengingatkan saya pada sebuah kata-kata hikmah bahwa ”satu keteladanan itu lebih berharga dari seribu kata-kata” dan beliau telah memberikan satu keteladanan dalam ”bidang penulisan” dari buku yang pernah beliau resensi dalam blog timur angin yakni ”Keep Your Hand Moving”. Terimakasih Bang Yusran dan Dwi Agustriani serta para penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya nyata, atas ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat... Semoga menjadi amal jariah yang tak terputus hingga akhir zaman, Aamiiin. Salam buat Dwi Agustriani, Semoga pernikahannya dipenuhi dengan keberkahan dan kebahagiaan oleh Allah SWT, Aamiiin Yaa Rabbal’alamin.
*****
Bagi teman-teman yang tertarik pada bidang-bidang ilmu sosial dan Humaniora, saya merekomendasikan Blog Yusran Darmawan, di http://timurangin.blogspot.com/. Untuk menjadi salah satu referensi bacaan di dunia maya. Bahkan seorang penulis blog bernama Pak Hamzah Palalloi pernah membuat sebuah artikel di kompasiana tentang tulisan beliau yang berjudul “Bernyawa Dalam Kata”. Jika Anda tak percaya, buktikan sendiri...
SEMANGAT...
Bukittinggi, 3/1/2011.
Langganan:
Postingan (Atom)